Kamis, 28 Oktober 2010

Cerita tentang kita

kunikmati kesendirian di kontrakan malam ini, menunaikan tugas – tugas yang masih tertunda beberapa hari yang lalu, malam ini aku sempatkan menulis catatan hari ini pasca merapi meletus ketiga kalinya yang mengeluarkan hawa panas.


Dalam kesendirian membuatku rindu dengan kebersamaan yang pernah terlewati, misalkan saja tahun 2000 – 2003 aku nikmati kebersamaan di pondokan larosa keluarga besar raminzar membesarkanku dan menempah aku menjadi manusia yang kuat, 2003 – 2006 aku menyusuri malam dan jalan dengan kesendirian pindah dari satu pintu ke pintu yang lain hingga ngekost bersama teman-teman yang unik tapi dari mereka aku banyak belajar tentang perbedaan dan keberagaman manusia, merekapun menempah aku menjadi manusia yang penuh semangat untuk masa depan dan berani menghadapi kenyataan hidup. 2006 – 2008 aku menemukan keluarga baru dalam hidupku keluarga khairani study centre mengajarkan aku banyak hal, mulai mengajarkan tertawa lepas dalam kesunyian sampai akhirnya mampu menentukan arah hidup seorang yang bernama Ahmad sarkawi. 
2008 kutinggalkan Bengkulu dengan nuansa bening dan hening, Jakarta menyambutku dengan senyuman kebesarannya tepatnya pada tanggal 15 Desember 2008, dari soekarno menuju menteng raya 62 penuh angan dalam benakku, Damripun ikut tertawa sore itu dengan anganku. Angan seorang anak kampung yang ingin merubah Jakarta agar lebih beradab, dalam perjanan sore itu pesan dari handphone menemaniku memecah kebisuan teka – teki yang ada dalam benakku, pesan itu berbunyi “Selamat datang adekku di hutan Belantara, kau akan harus bisa menakhluk belantaramu. Takhlukkan dengan senyum dan damainya hatimu”. Pesan itu singkat dan bermakna, kugigit bibirku sambil merapikan jaket yang lusuh di tubuhku. 
Aku menemukan sesuatu yang baru di menteng raya 62, kumpulan manusia – manusia kuat dan tangguh bertahan hidup di Jakarta hanya untuk berkorban demi eksistensi sebuah organisasi walaupun tak ada yang memberi rupiah untuk membeli sesuap nasi menyambung hidup dari hari kehari. Tapi jarang sekali orang tahu kekuatan dan ketangguhan mereka, banyak juga yang bilang mereka hanya cecunguk yang akan tergilas oleh zaman dan ada yang bilang mereka hanya menyambung mimpi –mimpi mereka dari hari kehari, tapi sebagai alumni penghuni menteng raya 62 lantai 4 aku memaknanya labih dari itu, manusia yang sudah menyanggupi untuk tinggal di menteng raya 62 mereka punya semangat sendiri yaitu semangat kebersamaan, semangat kasih sayang, dan semangat juang untuk meraih mimpi – mimpi mereka. Mungkin saja bagi yang belum sempat untuk bermalam dan menjadi penghuni lantai empat tak akan dapat memaknai kebersamaan yang ada di lantai empat tersebut.  
Sampai pada point penting yang inginku ceritakan pada kalian semua yaitu pilihanku meninggalkan menteng raya 62 atau meninggalkan Jakarta hijrah ke jogja, aku ingin mengenal jogja dalam semangat kebersamaan yang pernah memberikanku mimpi – mimpi tentang kita semua. 2010 Dahlan 103 pagi itu menyambutku dengan angin pagi yang sejuk laksana pegunungan yang hijau, kereta progo yang membawaku dari senen menuju lempuyangan mengajakku bercerita tentang jogja masa depan yang akan menumbuhkan semangat yang berbeda untuk meraih mimpiku. Jogja mengajarkan aku tentang kesendirian bahwa setiap kebersamaan tak akan pernah abadi, mengajarkan aku resah dan gelisah dengan hidup ini. Dia juga mengajarkan aku membuat kenyamanan bukan mencari kenyamanan. Hari ini dimanapun aku berada aku akan berusaha membuat suasana menjadi nyaman baik untuk diriku maupun orang yang berada di sekelilingku.
Walaupun tak bisa dipungkiri banyak janji yang terukir dalam kertas plano dan catatan harianku,  ada yang bilang kita akan selalu bersama, ada yang bilang kita bersaudara dalam kondisi apapun. Hari ini akupun mulai mereview bahasa itu semua menggunakan tafsir makna semua itu tidak akan mungkin bahkan tak akan pernah, karena yakinlah setiap pertemuan ada perpisahan dan setiap manusia akan tiba di persimpangannya, untuk memilih dari salah satu jalan hidupnya. Aku selalu tersenyum dengan damai memaknai ini semua, tapi keyakinanku hilangnya kebersamaan hari ini akan datang kebersamaan – kebersamaan yang lain menanti di hadapanmu maka jangan pernah takut dan khawatir untuk berpisah dari kebersamaan. Atau juga kita bisa menikmati kesendirian dengan semangat kebersamaan. 
27 Oktober 2010 Notoprajan, dari ruang tunggu yang bermakna.

Tidak ada komentar: