Rabu, 10 Februari 2010

Pakai Kondom?! Yang Benar Saja!!!

Terlalu banyak aturannya. Masing-masing punya cara masing-masing. Sama-sama merasa paling benar pula. Jadinya, nih, nggak dipakai-pakai juga. Belinya saja malu!!! Padahal, kondom itu penting banget!!! Ini bicara masa depan soalnya!!!

Mau beli kondom di toko swalayan. Lihat dulu kiri dan kanan. Putar-putar pura-pura mau beli makanan atau minuman. Aha!!! Kebetulan, kasir lagi kosong. Buru-buru, deh, ambil dari etalase. Tanpa basa-basi, langsung minta cepat-cepat dimasukkan ke dalam kantong plastik. Bayar pun buru-buru. Habis itu, kabuuurrrrrrr!!! Hehehe….

Dua orang pria bersahabat baru saja sampai ke tempat kos. Kantong belanjaan pun dibuka. Apalagi kalau isinya bukan kondom. Untuk apa, ya?

“Buka ya?”
“Iya, buka!!!”
“Oooohhhh…, gini, toh!“
“Iya, kirain….”
“Memangnya harusnya bagaimana?”
“Siapa tahu kalau rasanya strawberry bentuknya juga strawberry?!”
“Huahhahahahhahaha… gila saja kalau bentuknya begitu, sih?!”
“Iya juga, ya?!”
“Bagaimana masangnya coba?!”
“Hmmm… hahahhahahahhahahha….”
“Hahahahahhahaha….”

Berapa banyak yang pernah melakukan hal yang sama?! Ayo, ngaku?! Hehehe….

Tidak perlu malu untuk mengakuinya. Saya sendiri suka penasaran, kok, sama yang baru-baru. Malah saya selalu meminta kepada produsennya untuk memberi saya sampel. Kalau sedang pergi ke luar negeri pun pasti saya menyempatkan diri untuk pergi ke toko khusus yang menjual kondom. Suka nemu yang lucu-lucu!!! Aneh-aneh!!! Ada, lho, yang sampai berambut semuanya!!! Bagaimana coba pakainya, ya?!

Kondom bukanlah sesuatu yang tabu untuk saya. Lho, itu, kan, alat kontrasepsi. Apa bedanya dengan alat kontrasepsi lainnya seperti IUD, spiral, suntik, dan pil? Hanya bedanya ini dipakai oleh pria. Itu saja, kan?! Lagipula, menurut saya, kondom sangat penting. Soalnya, ini adalah alat kontrasepsi yang paling mudah dan aman untuk digunakan. Bisa menghindarkan juga dari segala penyakit kelamin yang berbahaya. Asal jangan yang bocor dan bekas pakai saja, ya!!! Itu, sih, sama saja bohong!!!

Ada banyak yang menganggap bahwa kondom memicu terjadinya hubungan seks bebas. Bisa jadi, bila memang sudah memiliki pikiran kotor dan niat untuk melakukan seks bebas. Kalau memang tidak memiliki niat buruk, kondom justru sangat bermanfaat. Sangat dianjurkan bila tidak ingin menderita akibat terkena berbagai macam virus, bakteri, dan kuman-kuman lainnya yang ada di sana itu. Malah saya juga mengajurkan, bila mau melakukan fellatio, tetap gunakan kondom. Memangnya penyakit kelamin hanya bisa tertular lewat kelamin saja?! Mulut juga biang penyakit!!! Bisa juga menjadi sarang tempat berdiamnya segala penyebab penyakit kelamin. Mau?!

Saya sangat miris melihat ada banyak sekali ATM Kondom yang dihancurkan oleh pihak-pihak tertentu yang menganggap kondom itu merusak moral. Bagi saya, kondom itu hanyalah benda. Tidak merusak moral sama sekali. Yang merusak moral adalah pikiran sendiri. Mana bisa benda merusak pikiran selain pikiran itu sendiri. Jadi, yang sehat sajalah!!! Berpikir sehat agar kita juga jadi sehat!!! Ini semua demi masa depan kita bersama. Masa depan generasi penerus bangsa. Apa mau negara ini terus rusak hanya karena pikiran yang tidak sehat?!

Jangan juga menanggap enteng peranan kondom ini. Sudah banyak sekali menyelamatkan nyawa, lho!!! Berapa banyak pasangan menikah yang salah satunya mengidap AIDS dan HIV, tetapi tidak menularkan penyakit itu kepada pasangannya?! Banyak banget!!! Kalau tidak percaya, silahkan datang dan melakukan survei ke lembaga-lembaga sosial yang menangani masalah penyakit ini. Silahkan buktikan sendiri kalau memang butuh pembuktian!!!

Nah, mulai sekarang, coba, ya, jangan pernah pusing ataupun malu dengan kondom. Nggak apa-apa, kok, beli kondom di toko atau apotek. Kenapa harus malu?! Banyak juga yang beli?! Jangan takut!!!

sumber:http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/10/pakai-kondom-yang-benar-saja/

Seks dan Perjalanan Menuju Tuhan

SEKS itu adalah salah satu anugerah Tuhan. Dengan seks, manusia dapat berkembang biak dan mengembangkan keturunannya. Tak hanya itu, manusia juga dapat memperoleh kenikmatan yang luar biasa yang dapat membuat hidup lebih damai dan tenteram.

Sebagai anugerah, seks haruslah dikendalikan dengan benar agar tidak membuat manusia terjerembab dalam kehancuran. Sudah banyak fakta yang bisa dijadikan pelajaran, betapa seks yang tak terkendali seperti berhubungan seks di luar nikah atau zina, berganti-ganti pasangan, bisa menjadi malapetaka. Oleh karenanya, seks akan menjadi anugerah bila dilakukan dengan benar, tentunya setelah hubungan resmi di depan Tuhan.

Hubungan seks juga memberikan manfaat yang besar bagi tubuh. Berbagai penelitian membuktikan bahwa setidaknya ada sejumlah manfaat sehat dari hubungan seksual, seperti melepaskan diri dari stres, memperkuat sistem imunitas tubuh, membakar kalori, memperkuat saluran pembuluh darah, membuat percaya diri, mempererat hubungan, mengurangi rasa sakit, memperkecil risiko kanker prostat, memperkuat otot-otot panggul, dan membuat tidur lebih nyenyak, dan lain-lain.

Terlepas dari manfaat tersebut, seks memang selalu menarik untuk dibahas. Seru, menegangkan, dan mengasyikkan, namun tak jarang pula menyedihkan, dan bahkan menyakitkan. Ditinjau dari dari sudut pandang manapun juga, baik dari sisi kesehatan, budaya, sosial, ataupun sejarah, terlepas dari penilaian postif maupun negatif, dewasa ini ramai penulis, pengamat, dan peneliti masalah yang selama ini dianggap tabu tersebut.

Di era sekarang ini, tulisan seputar seks pun tidak sulit ditemui di dunia maya. Bahkan jika ditelusuri, boleh dikata bahwa “seks” termasuk salah satu kata kunci pencarian yang banyak diminati di internet. Berbagai persoalan seputar seks banyak ditemukan dengan berbagai kemasan. Tidak bisa dipungkiri bahwa memang banyak kemasannya porno, namun tidak kurang pula yang dikemas dengan santun, tidak porno, dan bahkan mendidik. Blog-blog yang mengupas soal seks yang mendidik ini juga tidak sedikit, baik blog pribadi maupun blog keroyokan (social blog).

Salah satu social blog yang memberi ruang bagi blogger untuk menulis masalah seputar seksologi yang “mendidik dan tidak porno” adalah Kompasiana. Di blog keroyokan ini – meminjam istilah Kang Pepih — salah seorang nama yang dikenal intens oleh para kompasianer (sebutan untuk blogger Kompasiana) menulis seputar seksologi adalah Mariska Lubis.

Mariska yang menjadi kompasianer sejak 13 September 2009 kini telah melahirkan lebih dari 180 tulisan di Kompasiana, di mana hampir seluruhnya bertemakan seksologi. Dari jumlah tersebut, 33 di antaranya insya Allah dalam waktu dekat ini akan diterbitkan melalui buku. Kebetulan saya dipercayakan sebagai editornya.

Dalam buku yang diberi judul “Menemukan Tuhan Lewat Seks”, Mariska memulai tulisannya mengenai latarbelakang ketertarikannya dengan seks. Sebagai seorang konsultan seks, Mariska menulis betapa awalnya orang-orang mencibir profesinya yang oleh banyak orang masih diangap aneh, bahkan tabu untuk dilakukan oleh seorang perempuan. Keluarganya sendiri pun seakan tak percaya kalau dirinya sebegitu “berani” menekuni profesi itu. Namun Mariska mengaku tak gentar, bahkan kadang tertawa bila ada yang bersikap seperti itu. “Saya merasa beruntung sekali mendapat kesempatan untuk bisa melihat sesuatu yang indah, menarik, dan perlu untuk dibicarakan.”

Mariska sebenarnya telah menyadarinya sedari awal bahwa resiko menekuni profesi konsultan seks tidaklah ringan. Ada banyak sekali orang, baik pria maupun wanita yang menganggap dirinya sebagai perempuan liar, murahan, atau gampangan. Juga tak jarang istri dan pacar yang menuduh dirinya sebagai perempuan pengganggu rumah tangga orang. Akan tetapi, bagi Mariska hal ini bukanlah sebuah masalah besar yang harus dipikirkan. Dan Mariska pun berupaya melewatinya dengan manis. “Saya merasa cukup berbangga hati karena pada akhirnya ada banyak yang tertarik untuk melihat seks lebih dalam lagi,” katanya.

Seks memang menarik. Meski demikian tidak berarti semua orang terbuka dengan seks. Bahkan, tidak jarang yang berpura-pura tidak suka. Dalam buku ini Mariska menguraikan soal ini dengan judul yang sedikit “nakal”, “Kalau Suka Seks, Ngaku Aja, Deh!” . Di sini ia menceritakan pengalamannya ketika menghadiri sebuah pesta ulang tahun mantan pacarnya yang dirayakan di sebuah pantai di Australia. Menurut Mariska, saat itu dirinya sedang membuka kimono. Tentu saja ia tak bermaksud hendak telanjang, karena di balik kimono tubuhnya masih berbalut busana renang. Namun oleh teman-teman sang pacar, ia malah dimarahi karena dianggap tak punya sopan-santun. Pertanyaan yang bergelayut dalam benak Mariska: apakah dengan mengenakan busana renang di pantai itu termasuk tidak sopan? Dan benarkah para pria yang memarahinya itu memang benar-benar “moralis”?

Ternyata menurut Mariska, para pria-pria tadi tersebut munafik. Penilaian ini muncul, demikian tulis Mariska, setelah dirinya menangkap basah para pria tadi ketika sedang memelototi para wanita bertelanjang dada di pantai, tak berselang waktu setelah kejadian di pantai tadi. Tak hanya itu, Mariska juga mendapati para pria itu saat keluar dari tempat esek-esek di Kings Cross, pusat pelacuran di daerah Sydney, dengan wajah penuh lipstick bekas ciuman. Ada apa?

Selain soal kemunafikan, Mariska dalam tulisannya juga menyoroti para pria yang suka berpikiran kotor. Oleh Marsika disebutkan sebagai “Bung Piktor”. Sososk Bung Piktor ini tulis Mariska, adalah pria yang di otaknya cuma ada seks, seks, dan seks. Yang dalam pikirannya bukan seks yang sehat, melainkan hanya seks dalam arti hubungan seksual semata. “Baru lihat betis putih mulus sedikit saja sudah pusing, mikirnya macam-macam….”

Dalam tulisannya yang lain, Mariska menceritakan seorang doktor lulusan luar negeri yang senang melakukan masturbasi otak. “Ia berkutat pada pemikiran yang luas dan yang dia yakini hebat, tetapi tidak mau melihat secara mendetail dan lebih fokus lagi. Dia terjebak dalam istilah pintar dan bodoh. Berkelas dan murahan,” kata Mariska.

Lalu ada juga tulisan Mariska mengenai pandangan tentang arti penting keperawanan. Mariska menggambarkan, di Amerika Serikat pada delade 80-an, masih banyak orang yang punya pikiran bahwa seorang perempuan yang sudah menginjak usia remaja tidak keren bila masih perawan. Bahkan dianggap memalukan. Ini menunjukkan betapa dalam pandangan mereka keperawanan itu tidak mempunyai arti. Akan tetapi seiring berjalannya waktu pandangan tersebut sudah berubah. Menurut Mariska, perubahan ini bukan dikarenakan faktor agama melainkan lebih kepada segi medis dan psikologisnya. “Sudah seperti trend di mana keperawanan menjadi simbol kekuatan seorang perempuan untuk menjadi seseorang yang memiliki pendirian, pintar, dan hebat. “

Hal ini sepertinya berbanding terbalik di Indonesia di mana keperawanan dianggap sebagai suatu keharusan. Begitu pentingnya, tak jarang pria menceraikan istri yang baru dinikahinya, setelah diketahuinya sudah tidak perawan lagi di malam pertama. Di sini Mariska mempertanyakan: sampai sebegitu hinanyakah perempuan yang sudah tidak perawan?

Seks memang luar biasa rasanya. Nikmat, bikin lebih rileks, dan membuat hidup lebih sehat. Mariska mengupas alas an: mengapa dirinya selalu menganjurkan seks yang sehat yang baik dan benar? Mengapa ia selalu berusaha membuat pembaca untuk tidak berpikiran kotor dan negatif tentang seks? Juga mengapa dirinya ingin pembaca melihat seks dari berbagai sisi pandang yang berbeda?

Fase perubahan tubuh dari anak-anak menjadi dewasa atau yang lebih dikenal dengan istilah puber juga tak luput dari perhatian Mariska. Dalam buku ini ia mengajak pembaca untuk bernostalgia, saat bagaimana pertama kali lihat ada rambut-rambut halus tumbuh di sekitar ketiak, suara berubah (untuk pria) dan menstruasi (perempuan), bagaimana waktu pertama kali naksir, nonton film porno, dan nyobain rokok.

Bagi pasangan yang sudah menikah, Mariska selanjutnya menyentil para suami agar bisa belajar menerima atau paling tidak mendengar ungkapan isi hati sang istri. Dalam hubungan suami istri, menurut Mariska, ungkapan istri apakah itu sifatnya remeh-temeh atau penting, bukanlah prioritas utama karena intinya bagaimana belajar mengerti keinginan pasangan agar lebih romantis.Masih berkaitan dengan romantisme hubungan, dalam tulisannya yang lain Mariska menuliskan perbedaan antara romantisme versi orang Indonesia dan orang Eropa. Selain itu juga menyinggung hasil penelitian Helen Fisher mengenai adanya hubungan cinta dengan reaksi kimia dalam otak.

Kebebasan berekpresi dalam bercinta juga tak luput dari perhatian Mariska. Mariska mengungkap aliran cinta sejumlah selebriti dunia. Misalnya Jim Morrison yang mengumbar, liar, dan sembarangan, John Lennon yang bebas, politis, dan spiritual, Freddy Mercury yang tertutup, homoseksual, dan berontak, atau Will Smith yang banyak gaya, senang dipuja, dan lurus.

Soal pertumbuhan budaya di Indonesia dalam kaitannya dengan seks yang berhubungan dengan spiritual, juga dikupas di buku ini. Spritual di sini tentu saja bukanlah diartikan sebagai agama, melainkan suatu keindahan dalam bercinta yang diekspresikan lewat alunan spiritual yang sangat kuat dan kental untuk menyebarkan energi positif.

Ada juga tulisannya mengenai poligami. Mariska menuliskan pandangannya mengenai dampak negative yang ditimbulkan, baik kepada istri maupun anak, khususnya dilihat dari aspek kejiwaan. Selain itu, dari sisi kesehatan, Mariska mengingatkan bahwa sudah terbukti secara ilmiah orang yang suka berganti-ganti pasangan memiliki resiko yang besar tertular penyakit kelamin dan bahkan HIV dan AIDS.

Cerita tentang korban akibat gonta-ganti pasangan ini bukannya tanpa bukti. Teddy, salah seorang sahabat Mariska adalah salah satu contohnya. Dengan alasan ekonomi dan pendidikan, Teddy terpaksa gonta-ganti pasangan karena tuntutan profesi sebagai gigolo. Berawal dari kisah pertemuan Teddy dengan seorang tante yang memenuhi semua kebutuhannya, Teddy akhirnya terjerumus ke lembah maksiat: menjadi penjaja cinta, melayani tante-tante berduit. Namun pada saat sedang menikmati gelimang kemewahan yang dihasilkan selama ini, Teddy dinyatakan positif HIV. Mariska menulis, dalam kondisi yang syok berat , Teddy mengasingkan diri di sebuah Pulau dekat Bali merenungi nasibnya. Ia tidak bisa lagi dijadikan sebagai hadiah arisan seks tante-tante.

Soal arisan tante-tante, Mariska kemudian menuliskan pengalamannya diundang oleh salah satu kliennya, seorang ibu cantik dan seksi berusia sekitar 47 tahunan untuk menghadiri arisan yang bertajuk “Private Only. Wine Testing. Show bizz” . Arisannya, tulis Mariska, lumayan besar nilainya,. Rp. 10 juta setiap bulannya. Tempatnya di sebuah hotel bintang lima. “Saya pikir akan muncul seorang pakar yang bicara soal bisnis. Show bizz!!! Bizz is business, right?! Eh, nggak tahunya malah muncul seorang pria muda di tengah-tengah lingkaran meja tempat semua para tamu duduk. Ganteng!!! Preppy!!! Pakai jas pula!!! Saya terkejut banget waktu pria itu mulai berdansa. Ngapain, sih?! Saya sempat nanya sama klien saya itu. Dia cuma mesem-mesem aja, tuh!!!”

Sebagai seorang konsultan seks, Mariska tentu punya banyak pengalaman menangani masalah seksual. Salah satu di antaranya adalah pengalamannya menangani kasus anak seorang temannya yang suka “masturbasi”. Ceritanya, si anak dibawa ke Mariska oleh sang nibu karena tertangkap basah sedang masturbasi. Di dalam buku ini Mariska antara lain menulis bagaimana caranya mengatasi masalah ini secara mendidik dengan tanpa harus mempermalukan si anak. “Baguslah dia bisa mengerti, setelah itu tinggal saya bicara dengan ibunya, yang pastinya lebih panjang dan lebih ruwet lagi. Saya juga mencoba bicara dengan bapaknya supaya bicara “Man to Man” dengan anaknya. Soalnya sama-sama punya penis, kan? Sama-sama pernah bermain dengan penis juga, kan?”

Ada juga tulisan yang mengupas ritual bercinta yang aneh. Ada yang bercinta di kuburan, ada penjaja seks yang sengaja berdandan ala orang mati atau pakai dandanan ala pocong segala. Ini boleh dibilang aneh tapi nyata.

Peristiwa aneh tapi nyata juga dapat dilihat dari tulisan Mariska yang lain, mengenai bencana alam yang ternyata bukan hanya menimbulkan korban jiwa, harta, dan kepedihan yang mendalam, tapi lebih dari itu juga pelecehan seksual dan prostitusi pasca bencana. Di sini Mariska mengangkat hasil riset tentang temuan beberapa kasus pasca tsunami di Aceh, misalnya prostitusi terselubung yang dilegalkan aparat, terutama dalam hal kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Anak perempuan baik di bawah umur atau tidak, khususnya yang memiliki latarbelakang keluarga tidak mampu sepertinya rentan dijadikan korban. Dalam salah satu tulisannya, Mariska mengungkapkan hasil penelitian di sebuah daerah di Indonesia Timur di mana sekelompok anak usia belia yang terpaksa menjadi pekerja seks komersial karena tuntutan ekonomi. Mereka dibuang dan dijual oleh keluarga mereka sendiri karena sudah tidak mampu menghidupi dan membesarkan mereka lagi. “Saya yakin pasti ada rasa marah di dalam hati anak-anak itu. Tetapi pasti juga ada sebagian di antara mereka yang memang merasa tulus dan ikhlas menjalani semuanya. Merasa bahwa telah membantu orang tua dan keluarga walau dengan cara yang tidak biasa,”tulis Mariska. Untuk itulah Mariska mengajak untuk berkaca pada pekerja seks komersial.

Berbicara soal seks, tak bisa dipungkiri kalau ada perbedaan budaya terutama masalah pandangan antara dunia Barat dan dunia Timur. Dunia Barat yang lebih terbuka untuk urusan ini, menganggap bahwa seks adalah sebagai urusan pribadi masing-masing dan merupakan bagian dari hak asasi manusia, sedangkan di Timur, khususnya di Indonesia, seks dianggap sebagai sesuatu yang sifatnya sangat tertutup. Dalam buku ini Mariska juga mengupas perbandingan pandangan seks antara keduanya.

Dalam tulisannya yang lain, Mariska mengajak untuk memperhatikan pasangan suami istri yang sudah lama menikah, di mana banyak yang menjadi mirip, baik dari wajah, sifat, tingkah laku, serta cara berpikir dengan menyatu dalam persetubuhan.

Menurut Mariska, seringkali kita kalau berpikir soal seks, terjebak dengan pemikiran bahwa seks yang menjadi rahmat dan pemberian Tuhan ini benar-benar harus dinikmati. Masalahnya: menikmati itu bagaimana? Apa kemudian dengan melakukan seks bayaran juga bisa masuk dalam hitungan sebagai sebuah bentuk dari “menikmati”? Apa memiliki banyak pasangan juga termasuk? Apa gonta-ganti pasangan juga? Kiri kanan juga termasuk oke? Depan belakang atas bawah gimana?

Pandangan Mariska selanjutnya adalah bagaimana seks yang sehat dan maupun seks yang tidak sehat dilihat dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda, misalnya dari sisi medis dan biologis, maupun psikologis dsb. Dan untuk bisa mengerti dan memahaminya lebih dalam, menurut Mariska, bukan hanya diperlukan wawasan yang luas, tetapi pemikiran yang lebih mendalam. Ada banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh seks. Makanya, diperlukan hati dan pikiran yang terbuka untuk menerima fakta dan kenyataan yang ada kemudian dipikirkan dan diolah sedemikian rupa agar menjadi sebuah kegiatan seksual yang sehat, lebih berarti, lebih bermakna, dan tentu saja memberikan ketenangan dan kedamaian.

Seks yang merupakan bagian dalam kehidupan sehari-hari juga memiliki pengaruh yang sangat luas, termasuk terhadap kehidupan sehari-hari. Ini akibat pengaruh berita di media massa. Terkait dengan ini Mariska menuliskan kekhawatirannya mengenai dunia seks dalam berita yang ada, yang kebanyakan berisi tentang hal-hal yang negatif tentang dunia seks dan juga yang menjerumuskan. “Terkadang tidak dipedulikan efek negatifnya. Tak sedikit orang yang akhirnya terjerumus dan bukannya justru tambah yahud, tapi malah tambah hancur!!!”

Selanjutnya Mariska seolah hendak menggelitik kita dengan mempertanyakan, apakah pemimpin bangsa kita masih sempat melakukan seks. Selain itu, Mariska juga mencoba menjawab dalam tulisannya mengenai mahasiswa yang kebingungan soal seks. Juga ada yang mengupas perbedaan antara cinta dengan nafsu, selain mengajak bermain cinta dengan logika. Kenapa saya mengajak memainkan permainan ini? “Pastinya banyak yang ingin tahu, dong! Soalnya, semua manusia yang berpikir pasti inginnya mendapat kebenaran dan bahkan sedapat mungkin pasti.”

Seks memang menyenangkan. Luar biasa rasanya. Bisa bikin rileks dan membuat hidup lebih sehat. Dan untuk itulah Mariska kemudian membeberkan alasannya mengapa dirinya jatuh cinta dengan seks. Mariska juga mengajak perempuan untuk tidak takut bicara soal seks.

Seks bagi Mariska adalah sesuatu yang sangat menarik dan sangat luar biasa. Sesuatu yang tidak hanya memberikan sebuah bentuk kenikmatan tetapi memang benar-benar bisa membuat dunia ini jungkir balik tidak karuan. “Ya, hanya karena seks, segala sesuatu yang ada di dunia ini dapat berubah dalam sekejap dan seketika dari yang tadinya ceria menjadi temaram, begitu juga sebaliknya, dari yang gelap bisa juga menjadi terang,”tulis Mariska.

Pada dasarnya, setiap tulisan yang dibuat oleh Mariska dalam buku ini merupakan bagian dari pencariannya terhadap apa yang menyebabkan itu semua bisa terjadi, yang pada akhirnya berujung kepada tak lain dan tak bukan, yaitu Sang Maha Pencipta. Mariska seolah berjalan menuju Tuhannya lewat salah satu anugerahnya, yaitu seks.

sumber:http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/10/seks-dan-perjalanan-menuju-tuhan/

Progo kesederhanaanmu mengantarkanku ke sragen yang damai

bersama Progo menikmati malam, hawa panas yang tak bisa terhindarkan dari penjuru kereta Progo malam ini. kursi 16 E begitu sempit untuk dinikmati dengan leluasa dalam desakan hawa manusia yang lelah dalam akhir minggunya, progopun melaju menuju jogjakarta pukul 20.45 dari stasiun senen. aku menikmati suasana kereta dengan nyaman dan damai, banyak yang aku dapati dalam perjalanan malam ini. dimulai dari pedagang asongan yang terus menerus menawarkan dagangannya dan dihiasai keluhan penumpang yang kepanasan dan masih banyak lagi cerita malam ini.

00.00 WIB aku mencoba untuk memejamkan mataku, mataku terpejam walaupun tak sepenuhnya terlelap untuk sekejap. 08.15 lempuyangan menjemputku dengan senyum kemenangan kakiku menginjak jogja kembali di pekan ini, ada cerita lucu dan asyik dua orang yang bertengkar masalah kamar mandi terlalu lama di dalam kamar mandi padahal antri panjang di belakang semuanya sudah kebelet, ternyata yang di tungguin eh malah mandi sekalian di kamar mandi, ironis memang manusia di muka bumi ini.

pagi ini jogja menyambutku dengan senyum hingga aku tiba di Ahmad Dahlan, berharap setiba ahmad dahlan bisa ganti baju yang sudah apek dan celana dalam yang sudah tak bersahabat denganku yang mesti diganti, harapanku ternyata hancur setiba di Dahlan, ternyata tumpukan baja kotorku masih seperti minggu lalu ketika aku tinggalkan belum ada perubahan apapun (mungkin temanku lupa untuk mengantar ke laundry), peredebatan dengan baju kotorpun tidak bisa dihindari protes yang bertubi-tubi yang di lakukan baju kotor kepada diriku ini.

tanpa berfikir panjang aku pun menuruni anak tangga untuk mencari celana dalam di toko kecil dan peralatan mandi yang terlupakan dan ditinggalkan di Jakarta belantara. Alhmadulillah pukul 14.00 aku bisa mandi dengan segar dan mengganti dalamanku rasanya cukup lega walaupun baju apekku masih menempel di badanku, ha....ha,,,,ha... diriku ini jorok sekali. KRL Pramex tujuan solo balapan menungguku di stasiun tugu, tiketnya tujuh ribu kok harganya delapan ribu aneh tapi nyata. malam menghiasi perjalananku menuju solo hingga purwosari menyambutku penuh kesuraman dan kegelapan.

padi yang menguning membuat hatiku tentram dan jiwaku tenang, "kulepaskan rinduku padamu sragenku yang selalu memberikan hamparan ketenangan seperti laksana hijaunya sawah yang terhampar di setiap sudutmu", itulah yang kata-kata yang keluar dari mulutku saat hamparan sawah menyambutku. sragen hari ini mampu membuat kegundahan hatiku menjadi tenang dan memberikan kekuatan baru untuk melihat dunia lebih jauh.

Sragen, 8 Februari 2010

Rabu, 03 Februari 2010

selendang malam

malam menjemput gelap
angin berhembus di balik pandanganku
laju Damri yang kutumpangi melaju dengan kecepatan tinggi
jauh anganku menerawang langit jingga yang menghiasi sore menghantar malam
kusandarkan tubuhku di pembaringan khayalku, mungkinkah ....munkinkah?

malam menata hatiku
badanku yang kedinginan dalam hembusan Ac yang paling aku benci dalam hidupku
mencoba untuk berperang dengan pikiranku, yang tak berkesudahan menjelma dalam pikiranmu
hatiku menangis walaupun mataku tegar untuk tetap menatap cinta dalam khayalku
kusatukan seluruh jemariku yang gemetar, perlahan keringat dingin mengucus dari sela-sela jariku yang mungil, putih dan bersih seperti cinta khayal laksana bersamamu.

malam berlalu penuh kehampaan
jiwaku, hatiku, dan seluruh jagad tubuh dan bathinku menjerit seperti serigala yang kehausan darah, seperti laut yang tak berujung dan seperti langit yang tak bersisi.
kuakhiri malam tanpa makna, kehempaskan tubuhku di peraduan khayalku. walaupun mataku terpejam tapi hatiku terjaga menjelang pagi menjemputku.....

Menteng Raya 62, 03/02/2010
by : Sarkawi