Rabu, 10 Februari 2010

Progo kesederhanaanmu mengantarkanku ke sragen yang damai

bersama Progo menikmati malam, hawa panas yang tak bisa terhindarkan dari penjuru kereta Progo malam ini. kursi 16 E begitu sempit untuk dinikmati dengan leluasa dalam desakan hawa manusia yang lelah dalam akhir minggunya, progopun melaju menuju jogjakarta pukul 20.45 dari stasiun senen. aku menikmati suasana kereta dengan nyaman dan damai, banyak yang aku dapati dalam perjalanan malam ini. dimulai dari pedagang asongan yang terus menerus menawarkan dagangannya dan dihiasai keluhan penumpang yang kepanasan dan masih banyak lagi cerita malam ini.

00.00 WIB aku mencoba untuk memejamkan mataku, mataku terpejam walaupun tak sepenuhnya terlelap untuk sekejap. 08.15 lempuyangan menjemputku dengan senyum kemenangan kakiku menginjak jogja kembali di pekan ini, ada cerita lucu dan asyik dua orang yang bertengkar masalah kamar mandi terlalu lama di dalam kamar mandi padahal antri panjang di belakang semuanya sudah kebelet, ternyata yang di tungguin eh malah mandi sekalian di kamar mandi, ironis memang manusia di muka bumi ini.

pagi ini jogja menyambutku dengan senyum hingga aku tiba di Ahmad Dahlan, berharap setiba ahmad dahlan bisa ganti baju yang sudah apek dan celana dalam yang sudah tak bersahabat denganku yang mesti diganti, harapanku ternyata hancur setiba di Dahlan, ternyata tumpukan baja kotorku masih seperti minggu lalu ketika aku tinggalkan belum ada perubahan apapun (mungkin temanku lupa untuk mengantar ke laundry), peredebatan dengan baju kotorpun tidak bisa dihindari protes yang bertubi-tubi yang di lakukan baju kotor kepada diriku ini.

tanpa berfikir panjang aku pun menuruni anak tangga untuk mencari celana dalam di toko kecil dan peralatan mandi yang terlupakan dan ditinggalkan di Jakarta belantara. Alhmadulillah pukul 14.00 aku bisa mandi dengan segar dan mengganti dalamanku rasanya cukup lega walaupun baju apekku masih menempel di badanku, ha....ha,,,,ha... diriku ini jorok sekali. KRL Pramex tujuan solo balapan menungguku di stasiun tugu, tiketnya tujuh ribu kok harganya delapan ribu aneh tapi nyata. malam menghiasi perjalananku menuju solo hingga purwosari menyambutku penuh kesuraman dan kegelapan.

padi yang menguning membuat hatiku tentram dan jiwaku tenang, "kulepaskan rinduku padamu sragenku yang selalu memberikan hamparan ketenangan seperti laksana hijaunya sawah yang terhampar di setiap sudutmu", itulah yang kata-kata yang keluar dari mulutku saat hamparan sawah menyambutku. sragen hari ini mampu membuat kegundahan hatiku menjadi tenang dan memberikan kekuatan baru untuk melihat dunia lebih jauh.

Sragen, 8 Februari 2010

Tidak ada komentar: